DBS Akan Merumahkan 4.000 Karyawan dalam 3 Tahun, AI Mengambil Alih Peran Manusia?
Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin mengguncang dunia kerja. Salah satu bank terbesar di Asia Tenggara, Development Bank of Singapore (DBS), baru saja mengumumkan rencana merumahkan sekitar 4.000 karyawan dalam tiga tahun ke depan. Keputusan ini diambil karena AI dianggap mampu menggantikan banyak tugas yang sebelumnya dikerjakan manusia.
![]() |
Gambar Ilustrasi AI Mengambil Alih Pekerjaan Manusia |
AI Menggantikan Ribuan Pekerja di DBS
Dalam pernyataan resminya, DBS menegaskan bahwa pemanfaatan AI telah mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manusia dalam beberapa sektor.
"Selama tiga tahun ke depan, kami memperkirakan bahwa AI dapat mengurangi kebutuhan untuk memperbarui sekitar 4.000 staf sementara/kontrak di 19 pasar kami yang mengerjakan proyek-proyek tertentu," ujar juru bicara DBS pada Selasa (25/2).
Saat ini, DBS mempekerjakan sekitar 8.000 hingga 9.000 pekerja sementara dan kontrak, dengan total jumlah karyawan mencapai 41.000 orang.
Meski memangkas ribuan pekerjaan, DBS juga berencana menciptakan sekitar 1.000 lapangan kerja baru yang berkaitan dengan AI. Hal ini sejalan dengan strategi jangka panjang mereka dalam mengintegrasikan kecerdasan buatan guna meningkatkan efisiensi operasional.
DBS dan AI: Investasi Jangka Panjang
DBS bukanlah pemain baru dalam dunia AI. Menurut CEO DBS yang akan segera lengser, Piyush Gupta, bank ini telah mengembangkan teknologi AI selama lebih dari satu dekade untuk meningkatkan efisiensi operasionalnya.
Saat ini, DBS telah menerapkan lebih dari 800 model AI dalam 350 kasus penggunaan, mulai dari analisis data pelanggan hingga manajemen risiko. Hasilnya? Gupta menyebut bahwa dampak ekonomi dari AI ini diprediksi akan melebihi S$1 miliar (US$745 juta) pada tahun 2025.
Dengan keberhasilan tersebut, tak heran jika DBS semakin mengandalkan AI untuk mengoptimalkan proses bisnisnya, meskipun itu berarti mengurangi jumlah pekerja manusia.
Sebagai informasi, Piyush Gupta akan meninggalkan jabatannya pada akhir Maret, dan posisinya akan digantikan oleh Tan Su Shan, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Kepala Eksekutif DBS.
Dampak AI Terhadap Dunia Kerja: 40% Pekerjaan Terancam
Fenomena otomatisasi yang terjadi di DBS hanyalah salah satu contoh dari perubahan besar yang disebabkan oleh AI. Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan bahwa teknologi AI akan mempengaruhi hampir 40% dari semua pekerjaan di dunia.
Menurut Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, AI berpotensi memperburuk ketimpangan ekonomi, karena tidak semua negara atau pekerja bisa beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan ini.
Berikut adalah perkiraan dampak AI terhadap pekerjaan di berbagai negara:
- 60% pekerjaan di negara maju dan beberapa negara berkembang akan terdampak AI.
- 40% pekerjaan di negara berkembang mulai terpengaruh oleh AI.
- 26% pekerjaan di negara berpenghasilan rendah juga mulai mengalami dampak dari otomatisasi.
Lebih lanjut, IMF mengungkap bahwa sekitar 50% dari pekerjaan yang terdampak AI akan mengalami efek negatif, seperti pengurangan tenaga kerja atau pergeseran peran yang signifikan. Sementara sisanya, akan mendapat manfaat dari peningkatan produktivitas yang dihasilkan oleh AI.
Apa yang Harus Dilakukan?
Tren otomatisasi ini menunjukkan bahwa dunia kerja sedang mengalami transformasi besar-besaran. Para pekerja di berbagai sektor harus mulai meningkatkan keterampilan mereka, terutama dalam bidang teknologi dan AI, agar tetap relevan di era digital.
Bagi pemerintah dan perusahaan, tantangannya adalah menyediakan program pelatihan dan adaptasi yang memungkinkan pekerja untuk beralih ke peran yang lebih sesuai dengan perkembangan teknologi. Jika tidak, kesenjangan digital dan ketimpangan pendapatan antar negara dan kelompok masyarakat bisa semakin melebar.
Dunia kerja sedang berubah, dan AI menjadi faktor utama dalam perubahan ini. Apakah kita siap menghadapi masa depan yang semakin terdigitalisasi? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar!
Terimakasih